Lompat ke isi utama

Berita

Urgensi Mencoblos dengan Bismillah

Oleh: Ahmad Tamimi
(Anggota Bawaslu Kabupaten Indragiri Hilir)

Dalam diskusi ringan bersama teman terlontar pembicaraan tentang pentingnya bismillah dalam memilih pemimpin. Bila dipahami secara sekilas, ini sungguh personal dan tidak begitu urgen untuk diketengahkan. Namun jika direnung lebih dalam maka hal ini menjadi sebuah keharusan. Dalam hemat saya ada beberapa alasan penting bagi kita untuk memasyarakatkan bismillah pada pemilu besok. Pertama: agama mengajarkan pada setiap kita agar senantiasa mengawali segala pekerjaan dengan ucapan bismillah.

Kedua, manusia dan Tuhan adalah dua hal yang tak terpisahkan, karena kebergantungannya pada Tuhan mengharuskan ia terus ingat (zikrullah) disepanjang waktu apapun aktivitas itu. Ketiga, manusia adalah makhluk yang terbatas, lalu jika kita hubungkan dengan persoalan memilih pemimpin tentu sangat erat sekali. Sebab, Sudah menjadi harapan setiap kita agar di negeri ini lahirnya seorang pemimpin yang terbaik, paham dan ngerti akan rakyat lalu berjuang mempersembahkan segala kekuasaan yang dititipkan itu hanya untuk rakyat dalam rangka mentauhidkan Tuhan.

Jika masing-masing individu memandang memilih pemimpin adalah kegiatan politik dunia yang tak perlu melibatkan Tuhan, pertanyaan sangat mendasar adalah sejauhmana kehebatan individu dalam mencari serta menetukan pemimpin yang terbaik buat masa depan jika harus melepaskan keterlibatan Tuhan di dalamnya. Saya meyakini bahwa paham dikotomi seperti ini justru membuat Tuhan marah, efek dari kemarahan itu adalah Ia uji kita dengan mentakdirkan lahirnya seorang pemimpin yang zalim untuk memandu ribuat manusia yang baik di tengah kita. Hemat saya inilah urgensi bismillah dalam politik memilih pemimpin yaitu untuk melengkapi keterbatasan.

Menelusuri tingkat pendidikan masyarakat pemilih di Inhil dan Riau umumnya masih tergolong rendah, rata-rata calon pemilih adalah tamat pendidikan sekolah dasar (SD). Selain itu kondisi geografisnya juga terdiri dari sungai dan pulau, masyarakatnya pun masih banyak bedomisili di daerah pelosok-pelosok kampong yang jauh dari akses informasi, apakah itu lembaga pendidikan maupun media-media untuk dikonsumsi. Kalaupun akses informasi itu telah sampai belum tentu mereka sadar untuk memanfaatkannya, jangankan kaum awam, yang pernah mengecap pendidikan menengah dan sarjanapun belum tentu sadar akan hal itu.

Atas dasar inilah saya berpendapat bahwa pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah kali ini masih banyak ditentukan oleh pemilih yang Irrasional (awam), yang tidak punya alasan kuat kenapa ia harus memilih itu. Terlebih menguatnya isu serta opini yang dimainkan oleh para tim sukses di berbagai penjurunya menampilkan sosok calon yang mereka usung seperti seorang malaikat penyelamat masa depan. Kemudian ditambah lagi dengan bumbu-bumbu money politik yang disebarkan. Ini jelas menjadi batu penghalang bagi lahirnya pemimpin Inhil dan Riau umumnya yang berkualitas karena tidak ada partisipasi pemilih yang mandiri dan rela untuk menetukan pilihannya lewat pengetahuan dan nurani, yang ada adalah pemilih dari hasil rayuan, ketidak tahuan atau tak punya pilihan.

Belum lagi ditambah dengan dilema politik perdukunan yang sudah menjadi rahasia umum di negeri ini, semakin menghambat kemurnian demokrasi yang berjalan. Walaupun ini adalah sikap yang tak rasional dan sulit dibuktikan tetap saja sangat menyakinkan karena sudah merupakan ciri bahwa masyarakat kita adalah masyarakat mistik yaitu percaya akan bantuan kekuatan jin dan hantu. Inilah salah satu bentuk penyimpangan prilaku beragama calon pemimpin kita. Meyakini hanya dengan bimbingan dan petunjuk Tuhanlah segala kelemahan kita selaku manusia dan keterbatasan kita selaku pemilih atau pula untuk menghadapi aktivitas manipulasi dari aknum-oknum tertentu akan mampu ditutupi-Nya dengan sifat penyayang. Sehingga hasil pemilu yang dilaksanakan dititipkan Tuhan seorang pemimpin yang siddiq, tabligh, amanah dan fathanah, yaitu yang di awali dengan bismillahirrahmanirrahim. Mari kita kampanyekan untuk menjemput berkah Tuhan.

Tag
BERITA
OPINI